*** A G N U S - D E I ***
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 18 September 2012

Vatikan kutuk Innocence of Muslims


Baru empat bulan menempati posisi duta besar Amerika Serikat untuk Libya, John Christopher Stevens (kanan), tewas mengenaskan akibat serangan roket teroris dan demonstran di Kantor Konsulat Amerika Serikat di Benghazi, Libya, Selasa. Dia ada di dalam kantor itu saat serangan roket, granat, dan pembakaran demonstran dilancarkan. Dia duta besar pertama Amerika Serikat yang tewas akibat serangan teroris dalam 33 tahun terakhir. (US Embassy Tripoli Libya)
... Menghormati keyakinan, naskah, angka dan lambang berbagai agama adalah prasyarat penting bagi kehidupan damai masyarakat...

Vatikan, Rabu, juga mengutuk hasutan benci Muslim dan kekerasan ikutannya setelah serangan mematikan atas konsulat Amerika Serikat di Libya akibat film menyinggung Islam. Kutukan ditujukan pada pembuat dan penyebar Innocence of Muslims, yang berujung pada kematian Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, di Benghazi.

"Dampak berbahaya pelanggaran dan hasutan terhadap kepekaan umat Islam sekali lagi jelas," kata juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, dalam pernyataannya.

"Tanggapan akibatnya, kadang-kadang dengan hasil menyedihkan, pada gilirannya memelihara ketegangan dan kebencian serta melepaskan kekerasan," katanya.

"Menghormati keyakinan, naskah, angka dan lambang berbagai agama adalah prasyarat penting bagi kehidupan damai masyarakat," tambahnya.

Hal sama juga dinyatakan seorang rabi Ortodoks dan mantan menteri Israel, Rabu, mengutuk film menyinggung Islam, Innocence of Muslims, yang memicu unjuk rasa mematikan benci Amerika Serikat di Libya dan Mesir, dengan menyebutnya sampah dan lendir.

"Meskipun kebebasan mengungkapkan pendapat dan hak menggunakan sindiran adalah prinsip kudus demokrasi, kebebasan itu tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menyiarkan sampah dan lendir," kata pernyataan Michael Melchior, pembela lama dialog antar-agama.

"Film Sam Bacile, yang menyebut diri Yahudi dan orang Israel, itu disiarkan di bawah kedok perang melawan teror, yang sebenarnya film menginjak-injak iman dan martabat ratusan juta Muslim, dan Nabi Muhammad, dengan cara paling merendahkan dan jelek," tambahnya.

Di film anggaran rendah itu, Innocence of Muslims, aktor dengan logat kuat Amerika Serikat menggambarkan muslim tidak bermoral dan memuja kekerasan.

Dengan penggambaran kehidupan Nabi Muhammad, film itu menyentuh hal sangat tidak patut serta memicu demonstrasi di Mesir dan kekerasan di Libya, yang menewaskan Dutabesar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, dan tiga petugas negara adidaya tersebut.

Film itu dibuat orang Amerika-Israel, Sam Bacile, kata Wall Street Journal. Kementerian dalam negeri Israel menyatakan tidak menanggapi tentang setiap orang memegang kewarganegaraan Israel. (*)

sumber Jakarta (ANTARA News) -

0 komentar:

Protected by Copyscape Duplicate Content Protection Tool
Template by : Roberth Fabumasse @2017