Illuminati, Organisasi Rahasia Kabbalis
Illuminati, Organisasi Rahasia Kabbalis
Adalah tidak mungkin memahami gerakan Zionisme tanpa mempelajari sepak-terjang organisasi rahasia Yahudi yang dikenal dengan nama “Illuminati”. “Illuminati” adalah organisasi rahasia Yahudi yang bergerak di “bawah tanah”, menjalankan segenap agenda Zionisme yang didasarkan pada ajaran Kabbala, baik secara terbuka, maupun klandestin. Tidak banyak yang diketahui tentang asal-mula organisasi rahasia yang bemama “Illuminati” ini. Beberapa peneliti menyebut asal-usulnya pada organisasi “Illuminati” yang didirikan di Bavaria pada abad ke-18 oleh Adam Weishaupt, tetapi fakta-fakta menunjukkan bahwa organisasi rahasia Yahudi ini sudah ada jauh sebelum itu.
Organisasi
rahasia Yahudi tertua yang sekarang dikenal adalah gerakan kepercayaan
Kabbala, sebagaimana dituturkan di atas tadi, Yang ternyata setelah
ditelusuri telah berusia paling tidak 4000 tahun. Ordo Kabbala yang
pertama terbentuk kira-kira selama era pembuangan suku-suku Bani Israel
ke Babilonia di bawah nama “Ordo Persaudaraan” pada era dinasti Ur
ke-3, antara 2112 – 2004 SM. Kaum Kabbalis itu menyusup dan merebut
kekuasaan, dan berhasil.
Praktek
“Ordo Persaudaraan” yang didasarkan pada ajaran Kabbala itu tetap hidup
dan dijalankan sampai dengan hari ini. “Tata Dunia Baru” (Novus Ordo
Seclorum) dan “Pemerintahan Satu Dunia” (E Pluribus Unum). Kedua slogan
itu dinukilkan pada lembaran uang kertas denominasi satu dolar Amerika
dewasa ini di bawah lambang Kabbala “piramida dengan mata Lucifer di
puncaknya yang senantiasa mengawasi dan menguasai”. Selama
perjalanan sejarah tercatat ada tiga ordo Kabbala, Ordo Hijau, Ordo
Kuning, dan Ordo Putih. Yang paling menarik dari ordo yang tiga itu
adalah Ordo Putih, yang nampaknya nyaris tidak teridentifikasi oleh para
peneliti. Kelangsungan Ordo Putih itu dicapai karena gerakannya yang
sangat rahasia. Kalau ordo lainnya lebih menekankan pada
ajaran penyembahan Lucifer, maka Ordo Putih ini patut diduga sebagai
suatu organisasi yang menekankan missi politik, di samping mengembangkan
ajaran Kabbala. Mereka merumuskan bahwa misi Kabbala adalah
untuk menentukan jalannya peradaban ummat manusia dengan tujuan
membentuk “Pemerintahan Satu Dunia” (E Pluribus Unum) di
bawah kepemimpinan kaum Yahudi.
Merekalah
yang diduga menciptakan aksara Yunani, politik (sebagaimana
pengertiannya sampai kini), theosufi, filosufi (termasuk menghasilkan
para filosuf besar seperti Plato, Socrates, dsb.), sistem pemerintahan,
militer, pendidikan, (menyelewengkan) agama, segregasi, hirarki, dan
ilusi tentang adanya ras unggul Aria yang di kemudian hari
digunakan oleh Hitler dan ras kulit putih tertentu di dunia. Dengan kata
lain, mereka merupakan peletak dasar peradaban Barat sekarang ini.
Adalah kenyataan, peradaban Barat masa kini didasarkan pada
prinsip-prinsip yang berdasarkan peradaban Judeo-Greko.
Sejak
permulaannya Ordo Putih Kabbala memandang sangat penting untuk
memelihara garis-darah Yahudi yang “tidak-tercemar”. Untuk dapat masuk
Ordo Persaudaraan Putih seorang Yahudi harus memiliki darjah magister
pada semua disiplin ilmu yang dipandang berkaitan dengan ajaran Kabbala,
dan banyak dari disiplin ilmu itu berada di luar kemampuan
orang-biasa. Hanya orang Yahudi dari garis keturunan yang lurus yang
diizinkan masuk menjadi anggota. Dalam praktek berarti seseorang harus
melalui pendidikan selama tidak kurang dari 40 tahun. Prinsip itu tetap
diberlakukan oleh organisasi penerus Kabbala, “Illuminati”. Oleh karena
itu bagi keluarga Yahudi penting untuk mempunyai anak banyak – kalau
seorang anak gagal – yang lain diharapkan akan dapat lolos dari seleksi
yang ketat itu.
Ordo
Putih adalah peletak dasar konsep yang kini dikenal dengan nama “Tata
Dunia Baru” (Novus Ordo Seclorum) dan “Pemerintahan Satu Dunia” (E
Pluribus Unum). Kedua slogan itu dinukilkan pada lembaran
uang-kertas denominasi satu dolar Amerika dewasa ini di bawah lambang
Kabbala “piramida dengan mata Lucifer di bagian puncaknya yang
senantiasa mengawasi dan menguasai”. Lambang
kaum Kabbalis ini pada mata-uang Amerika Serikat
membuktikan keberhasilan kaum Kabbalis menginfiltrasi lembaga keuangan
Amerika Serikat melalui manipulasi politik para bankir Yahudi. “Karya Zaman” mereka terus berlanjut melalui “kekuasaan” uang dolar ke seluruh dunia.
ORDO PUTIH KABBALA MENGINFILTRASI “ILLUMINATI”
Nama
“Illuminati” berasal dari nama yang diberikan oleh para rahib Gereja
Nicene Awal kepada mereka yang berserah diri untuk dibaptis menjadi
Kristen. Mereka disebut “illuminati”, yang artinya “mereka yang menerima
cahaya” atau “pencerahan”, dengan asumsi mereka telah menerima petunjuk
tatkala dibaptis ke dalam iman Katolik; mereka telah menerima
karunia “cahaya” dalam artian “pencerahan nurani”. Sebuah sekte mistik
gereja Katolik dengan nama “Illuminati” pada awal abad ke-16
berhasil disusupi oleh anasir Kabbala yang tengah dikejar-kejar oleh
Gereja di masa Inkuisisi Spanyol. Sekte Katolik yang tersusupi ini
kemudian muncul di Perancis dengan nama ‘Guerinets’ antara periode 1623
sampai 1635. Di Spanyol dan Italia pada abad ke-15 dan ke-16, sekte ini
muncul dengan nama lain, “Alumbrado”, yang diartikan bahwa seseorang
telah mampu melakukan komuni langsung dengan Roh Kudus, sehingga
mereka (orang-orang Kabbalis itu) tidak lagi perlu melakukan ritus
gereja Katolik. Namun kepercayaan ini oleh Gereja Katolik
dianggap sebagai bid’ah, dan mereka tetap menjadi sasaran perburuan
Inkuisisi.
Selama
kurang lebih seabad lamanya gerak-gerik kaum ‘Illuminati’ Yahudi tidak
terdengar. Mereka bergerak di bawah tanah. Tetapi pada tahun 1771
nama “Illuminati” muncul kembali, pada sebuah organisasi yang didirikan
Adam Weishaupt di Ingolstadt, Bavaria (sekarang Jerman). Siapa sebenamya
Adam Weishaupt?
ADAM WEISHAUPT
Tokoh
ini dikenal dengan banyak nama panggilan. Pendeta Abbe Barruel
menyebutnya, “iblis yang menjelma dalam diri manusia”. Thomas Jefferson
(dia sendiri seorang ‘Freemason’) menyebutnya “seorang filantropis yang
tidak membahayakan”. Prof. John Robinson, guru-besar filsafat murni dari
University of Edinburgh, peneliti gerakan “Illuminati”, menyebutnya
“konspirator yang paling cerdas yang pernah ada”. Siapa sesungguhnya
orang yang menyebut dirinya dengan nama samaran yang sederhana, “Broeder
Spartacus” itu ?
Adam
Weishaupt lahir pada tanggal 6 Februari 1748 di Ingolstadt, kerajaan
Bavaria, Jerman. Ketika ia masih bayi orang-tuanya yang tadinya memeluk
agama Yahudi Orthodoks beralih memeluk agama Katolik Roma. Yang
semestinya ia bersekolah di ‘yeshiva’ (madrasah Yahudi), Adam kecil
disekolahkan oleh orang-tuanya ke sekolah-dasar Katolik, dan kemudian
ke hochschule (sekolah menengah umum) yang dikelola oleh ordo
Jesuit. Sebagai warga Bavaria, Adam mempelajari bahasa Czech dan Itali,
dan di sekolah dengan cepat ia menguasai bahasa Latin dan Yunani,
dan dengan bantuan ayahnya, menguasai bahasa Ibrani.
Dengan
kecerdasannya yang tajam dan penguasaannya pada berbagai bahasa,
para pendeta Jesuit pengasuhnya berharap ia akan menjadi seorang
missionaris yang sangat cocok untuk bekerja di seberang lautan, terutama
di Amerika Latin, atau di Asia. Tetapi Adam Weishaupt memberontak
terhadap disiplin yang berlaku di lingkungan Ordo Jesuit. Ia
melawan tekanan mereka dan merasa lebih baik menjadi profesor di bidang
hukum gereja di Universitaet Ingolstadt.
Kira-kira
pada tahun 1768 Adam Weishaupt mulai “membangun sebuah perpustakaan
yang besar dengan maksud untuk membentuk suatu akademi ilmu pengetahuan
dan sebagai tempat berhimpunnya para cendekiawan”. Ia mempelajari hampir
setiap manuskrip kuno Kabbala dan buku-pegangan apa pun yang
ada kaitannya dengan ajaran tersebut. Adam Weishaupt sejak itu mulai
tertarik pada okultisme, dan terobsesi bukan hanya oleh ajarannya tetapi
sampai kepada lambang Kabbala, yaitu sebuah piramida besar dengan sebiji mata yang menyala.
sampai kepada lambang Kabbala, yaitu sebuah piramida besar dengan sebiji mata yang menyala.
Pada
1771 Adam Weishaupt memutuskan untuk membentuk sebuah masyarakat
rahasia, sesuai missi ‘Ordo Kabbala Putih’ kuno, yang bertujuan untuk
“mengubah” arah peradaban ummat manusia. Untuk merancang rencananya
Adam Weishaupt memerlukan waktu 5 tahun, sambil menghimpun keterangan
dari berbagai sumber okultisme yang ditemukannya. Untuk ordo rahasia
yang didirikannya diberinya nama, “Perfectibilisen”, yang diambilnya
dari kaum Cathar, cabang agama Kabbala yang berkembang di Eropa selama
400 tahun. Gerakan kaum Cathar, yang disebut juga sebagai “kaum
yang sempurna”, dihancurkan oleh Paus Innocentius III di medan
pertempuran.
Lambang Gerakan Illuminati Albigensia pada awal abad ke-13
Adam
Weishaupt membangun ordonya dalam bentuk struktur sebuah Piramida,
sesuai hirarki organisasi Kabbala. “Para anggotanya harus bersumpah taat
kepada para atasan, yang dibagi ke dalam tiga klas utama : pertama,
adalah para novis, minerval, dan illuminati junior”. Pada klas kedua,
terdiri dari “para ksatria”, sedang klas yang ketiga, atau kIas rahasia,
“terdiri dari dua tingkat, pendeta dan regent, serta ‘magus’ dan raja,
atau ‘Illuminatus Rex”. Kaum “Illuminati” diharuskan senantiasa
tutup-mulut. “Setiap anggota diwajibkan menyerahkan janji tertulis tidak
akan mengungkapkan apa pun tentang organisasi rahasia ini kepada siapa
pun; bersumpah tidak kenaI siapa atasannya, dan asal-usul dari
organisasinya, tetapi ia yakin bahwa ordo ini telah ada jauh di masa
silam”. Anggotanya lebih lanjut bersumpah, “untuk tutup-mulut, serta
taat dan setia selama-lamanya; setiap bulan ia wajib mengirimkan suatu
laporan kepada atasannya yang tidak dikenalnya “. Adam Weishaupt merasa
masyarakat hanya akan bisa “diselamatkan” dengan perombakan total. Dalam
kata lain, ia adalah utopis pertama yang berpikir dalam skala global,
dan mengimpikan saat ketika kelompoknya akan berhasil mewujudkan ‘Novus
Ordo Seclorum’ (Tata Dunia Baru). Ordo “Illuminati” dari Adam Weishaupt
mempunyai lima tujuan akhir mengikuti sumpah kaum Kabbalis kuno,
- Menumbangkan kerajaan-kerajaan.
- Menghapuskan pemilikan pribadi dan warisan.
- Menghilangkan kecintaan kepada tanah-air.
- Meniadakan kehidupan keluarga dan lembaga perkawinan, dan pembentukan pendidikan yang bersifat komunal bagi anak-anak.
- Menghapuskan semua agama yang ada.
Dengan
menghimpun orang-orang “yang terbaik dan paling cerdas” se-Eropa,
sebagian besarnya adalah para cendekiawan Yahudi, Adam Weishaupt yakin
sekali ordo yang didirikannya akan mampu mencapai tujuannya. Setiap
anggota diaspirasikan untuk menjadi penguasa. “Kami”, katanya, “merasa
memiliki persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi penguasa”. Tentu saja
pernyataan itu menjadi godaan yang menarik baik bagi orang yang baik
maupun yang mursal.
Ordo
itu berkembang dengan cepat. Ia juga mendorong para pengikutnya tidak
mundur dalam menjalankan kekerasan atau tindakan kriminal dalam mencapai
tujuan-tujuan “Illuminati”, dengan menulis, “Dosa hanyalah bila hal itu
menimbulkan penderitaan, tetapi bila keuntungan yang diperoleh lebih
besar daripada mudaratnya, maka hal itu menjadi suatu kebajikan”.
Rekrutmen berlangsung dalam tempo cepat. Adam Weishaupt menghimpun
banyak pembantunya yang cakap untuk perjuangannya. Antara lain Baron
Xavier von Zwack, yang melakukan lobbi untuk memperluas jaringan Ordo
itu ,di Jerman dan Inggris, juga dengan bantuan William Petty, Earl dari
Shelburne yang ke-2, dan Baron Adolf von Knigge, yang berhasil
menghubungkan organisasi “Illuminati” dengan gerakan “Freemasonry” pada
Kongres di Whilhelmsbad pada tahun 1782.
Sejak
1782 gerakan “Illuminati” menyebar dari Denmark sampai ke Portugal,
bahkan lebih jauh lagi. Orang-orang Inggris yang ter-illuminasi
bergabung dengan orang-orang Amerika membangun Loji Columbia di kota New
York pada tahun yang sarna. Seorang bangsawan muda Rusia, Alexander
Radischev, bergabung di Leipzieg, dan menyebarkan doktrinnya ke kampung
halamannya di St. Petersburg. Di Lisabon seorang penyair bernama Claudio
Manuel da Costa menjadi anggota, dan ketika hijrah ke Brazil ia
mendirikan sebuah cabang dengan dibantu dua orang dokter dari Ouro
Preto, Domingos Vidal Barbarosa dan Jose Alvares Maciel. Pada tahun 1788
trio ini melancarkan pemberontakan “Illuminati” yang pertama,
“Inconfidencia Mineira”, tetapi pemberontakan itu ditumpas ketika baru
saja berputik oleh raja muda Marquis de Barbacena.
Sementara
itu di Jerman, Adam Weishaupt menyadari kehidupan sebagai Illuminatus
Rex tidaklah seindah seperti yang dibayangkannya. Gundiknya yang
kemudian bunting, menuntut atau membayar kompensasi dengan uang pesangon
yang cukup besar, atau mengawininya. Adam Weishaupt menolak, dan wanita
itu mengancam akan membuka skandal itu ke hadapan publik. Baron von
Knigge yang merasa berjasa meningkatkan cira “Illuminati” melalui
persekutuan dengan “Freemasonry” menuntut bahwa seharusnya ia diberikan
penghargaan yang sepatutnya, yaitu menjadi ketua-bersama pada ordo
tersebut. Adam Weishaupt menolak dan sikapnya ini menyebabkan timbulnya
permusuhan antara kedua tokoh ini, yang berakibat von Knigge
meninggalkan ordo itu pada tahun 1784. Untuk menambah keadaan yang telah
makin buruk, para penulis “Illuminati”, Johann Herder dan Johann
G.Fichte, mulai memukul genderang untuk persatuan Jerman. Seruan mereka
untuk “Ein Yolk und ein Reich” benar-benar bertolak-belakang dengan
rencana Adam Weishaupt yang bercita-cita menghapuskan nasionalisme.
Meski Adam Weishaupt seorang cendekiawan yang cemerlang, ia sama sekali
tidak memiliki kepemimpinan. Ia keras kepala dan angkuh, tidak suka
mendengarkan nasihat para bawahannya.
Watak
itu membuat banyak anggota “Illuminati” rendahan yang tidak senang,
seperti Joseph Utschneider, dan mereka yang tidak senang itu menunggu
saat yang tepat untuk memuaskan dendam mereka. Saatnya tidaklah terlalu
lama. Seorang kurir “Illuminati” di tengah perjalanannya mati disambar
petir. Ketika polisi Bavaria memeriksa mayatnya, mereka menemukan pesan
bersandi dari Adam
Weishaupt yang dijahit di antara lipatan bajunya. Mereka menemukan di dalam lipatan yang dijahit itu apa yang kemudian dikenal sebagai ‘The Protocols of the Elders of Zion‘ (’Protokol dari para Pinisepuh Zion’) yang menghebohkan.
Weishaupt yang dijahit di antara lipatan bajunya. Mereka menemukan di dalam lipatan yang dijahit itu apa yang kemudian dikenal sebagai ‘The Protocols of the Elders of Zion‘ (’Protokol dari para Pinisepuh Zion’) yang menghebohkan.
Apa
yang dinamakan ‘Protokol’ itu merupakan sebuah dokumen yang memuat
sebuah agenda besar dengan tujuan utama untuk penguasaan dunia oleh kaum
Zionis. Pada saat yang kritik inilah Utschneider dan ketiga orang
sahabatnya tampil dan melaporkan kepada penguasa Bavaria segala hal
tentang “Illumninati”. Akibatnya raja Bavaria memberangus ordo itu pada
bulan Agustus 1784. Pendeta Abbe Barruel menyebutnya, “iblis yang
menjelma dalam diri manusia”. Thomas Jefferson (dia sendiri seorang
‘Freemason’) menyebutnya “seorang filantropis yang tidak membahayakan”.
Prof. John Robinson, guru-besar filsafat murni dari University of
Edinburgh, peneliti gerakan “Illuminati”, menyebutnya “konspirator yang
paling cerdas yang pernah ada”. Adam Weishaupt akhirnya memang dipecat
dari jabatannya sebagai profesor di Universitaet Ingolstadt dan
dikenakan tuduhan mulai dari pengkhianatan sampai dengan homoseksual. Ia
melarikan diri ke Regensburg. Ketika ia menghadapi masyarakat yang
bersikap sama bermusuhannya seperti di tempat asalnya, ia meneruskan ke
Gotha, dimana ia diberi perlindungan oleh Duke Ernst II, Seorang
kawannya, Dr. Schwartz, mengangkut koleksi buku-buku Cathar, Qabala, dan
berbagai ragam buku tentang okultisme milik Adam Weishaupt ke atas
sebuah gerobak sapi dan menggiringnya ke Moskow.
“Konspirator
yang paling cerdas yang pernah hidup” itu menjalani sisa masa hidupnya
di Gotha. Ia terlibat dalam kejahatan lain, yaitu
Revolusi Perancis bersama dengan rekan korespondennya Jean-Baptiste Willermoz, seorang Illuminatus dari Lyons. Dan dalam sisa umurnya ia masih sempat memberikan ilham kepada generasi baru “Illuminati” yang berlindung di bawah mantel “Freemasonry”, seperti ,antara lain tokoh anarchies Cloots, Francois Babeuf, dan Filippo Buonarotti. Adam Weishaupt meninggal pada tanggal 18 November 1830 di Gotha. Bahkan dalam matinya ia tetap menjadi seorang tokoh yang penuh kontroversi. Encyclopaedia Catholica Roma tahun 1910 menyatakan Adam Weishaupt telah bertaubat ketika saat sekarat dan melakukan rekonsiliasi dengan Gereja. Tetapi penulis riwayat hidupnya, Gary Allen mengklaim, bahwa Adam Weishaupt sebelum meninggalnya tengah menulis sebuah esai tentang seni sihir berjudul ‘Two Fragments on a Ritual’ (Ritual Dua Fragmen), ketika tiba-tiba ia lunglai dan meninggal.
Revolusi Perancis bersama dengan rekan korespondennya Jean-Baptiste Willermoz, seorang Illuminatus dari Lyons. Dan dalam sisa umurnya ia masih sempat memberikan ilham kepada generasi baru “Illuminati” yang berlindung di bawah mantel “Freemasonry”, seperti ,antara lain tokoh anarchies Cloots, Francois Babeuf, dan Filippo Buonarotti. Adam Weishaupt meninggal pada tanggal 18 November 1830 di Gotha. Bahkan dalam matinya ia tetap menjadi seorang tokoh yang penuh kontroversi. Encyclopaedia Catholica Roma tahun 1910 menyatakan Adam Weishaupt telah bertaubat ketika saat sekarat dan melakukan rekonsiliasi dengan Gereja. Tetapi penulis riwayat hidupnya, Gary Allen mengklaim, bahwa Adam Weishaupt sebelum meninggalnya tengah menulis sebuah esai tentang seni sihir berjudul ‘Two Fragments on a Ritual’ (Ritual Dua Fragmen), ketika tiba-tiba ia lunglai dan meninggal.
Lebih
dari seabad kemudian dalam Kongres Zionis Intemasional ke-1 yang
berlangsung pada tanggal 29-31 Agustus 1897 di Bazel, Switzerland,
dokumen rahasia ‘the Protocols’, disyahkan oleh kongres sebagai acuan
utama gerakan Zionis. Tentang hal itu John Robinson pada tahun 1789
menulis sebuah buku berjudul ‘Proof of a Conspiracy to Destroy All
Governments and Religions’ (’Bukti Adanya Persekongkolan untuk
Menghancurkan Semua Pemerintahan dan Agama’), telah memperingatkan
masyarakat dunia mengenai agenda kaum Zionis terhadap bangsa-bangsa dan
agama-agama di dunia. Para peneliti “Illuminati” meyakini bahwa salah
satu konspirasi “Illuminati” untuk menghancurkan Gereja Katolik Roma
ialah upaya kaum Qabalis membina paham rasionalisme, yang kemudian
melahirkan gerakan “Reformasi Gereja” di Jerman di bawah pendeta Martin
Luther, yang berujung dengan berdirinya gereja Protestan.
Para
“cendekiawan terpilih”, atau kaum “Illuminati”, menurut keyakinan Adam
Weishaupt, kelak akan mampu mengambil-alih kepemimpinan dunia dan dengan
itu akan mampu melaksanakan program-program mereka.
Demikianlah
mereka melakukan tipu-daya serta melakukan persekongkolan. Semoga
artikel ini bisa lebih MEMBUKA MATA kita akan adanya musuh2 Allah dan
ummat Rasulullah ini– yang semakin percaya diri menampakkan
keberadaannya di kehidupan kita saat ini…
sumber
sumber
0 komentar:
Posting Komentar