Vatikan kutuk Innocence of Muslims
Baru empat bulan menempati posisi duta besar
Amerika Serikat untuk Libya, John Christopher Stevens (kanan), tewas
mengenaskan akibat serangan roket teroris dan demonstran di Kantor
Konsulat Amerika Serikat di Benghazi, Libya, Selasa. Dia ada di dalam
kantor itu saat serangan roket, granat, dan pembakaran demonstran
dilancarkan. Dia duta besar pertama Amerika Serikat yang tewas akibat
serangan teroris dalam 33 tahun terakhir. (US Embassy Tripoli Libya)
... Menghormati keyakinan, naskah, angka dan lambang berbagai agama adalah prasyarat penting bagi kehidupan damai masyarakat...
Vatikan, Rabu, juga mengutuk hasutan benci Muslim dan
kekerasan ikutannya setelah serangan mematikan atas konsulat Amerika
Serikat di Libya akibat film menyinggung Islam. Kutukan ditujukan pada pembuat dan penyebar Innocence of Muslims, yang berujung pada kematian Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, di Benghazi.
"Dampak
berbahaya pelanggaran dan hasutan terhadap kepekaan umat Islam sekali
lagi jelas," kata juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, dalam
pernyataannya.
"Tanggapan akibatnya,
kadang-kadang dengan hasil menyedihkan, pada gilirannya memelihara
ketegangan dan kebencian serta melepaskan kekerasan," katanya.
"Menghormati
keyakinan, naskah, angka dan lambang berbagai agama adalah prasyarat
penting bagi kehidupan damai masyarakat," tambahnya.
Hal sama juga dinyatakan seorang rabi Ortodoks dan mantan menteri Israel,
Rabu, mengutuk film menyinggung Islam, Innocence of Muslims, yang
memicu unjuk rasa mematikan benci Amerika Serikat di Libya dan Mesir,
dengan menyebutnya sampah dan lendir.
"Meskipun
kebebasan mengungkapkan pendapat dan hak menggunakan sindiran adalah
prinsip kudus demokrasi, kebebasan itu tidak boleh digunakan sebagai
alasan untuk menyiarkan sampah dan lendir," kata pernyataan Michael
Melchior, pembela lama dialog antar-agama.
"Film
Sam Bacile, yang menyebut diri Yahudi dan orang Israel, itu disiarkan
di bawah kedok perang melawan teror, yang sebenarnya film
menginjak-injak iman dan martabat ratusan juta Muslim, dan Nabi
Muhammad, dengan cara paling merendahkan dan jelek," tambahnya.
Di film anggaran rendah itu, Innocence of Muslims, aktor dengan logat kuat Amerika Serikat menggambarkan muslim tidak bermoral dan memuja kekerasan.
Dengan
penggambaran kehidupan Nabi Muhammad, film itu menyentuh hal sangat
tidak patut serta memicu demonstrasi di Mesir dan kekerasan di Libya,
yang menewaskan Dutabesar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher
Stevens, dan tiga petugas negara adidaya tersebut.
Film
itu dibuat orang Amerika-Israel, Sam Bacile, kata Wall Street Journal.
Kementerian dalam negeri Israel menyatakan tidak menanggapi tentang
setiap orang memegang kewarganegaraan Israel. (*)
sumber Jakarta
(ANTARA News) -
0 komentar:
Posting Komentar